Sabtu, 02 Juni 2012

Maraknya Geng Motor, Bukti Kegagalan Sistem Saat ini

Dalam kurun waktu tiga minggu, khususnya di malam hari, sebagian warga Jakarta dicekam perasaan was-was akan terjadinya aksi brutal kawanan geng motor. Sejak akhir Maret hingga pertengahan April, sekurangnya 7 kali tindakan pengrusakan dan kekerasan berulang. Aksi brutal sekitar 40-an anggota geng motor telah menewaskan tiga orang warga dan melukai sejumlah orang serta menyerang sejumlah fasilitas umum.


Di Makassar, Sulawesi Selatan, gerombolan geng motor juga melakukan aksi anarkisme yang berujung kematian seorang mahasiswa. Karena merasa diganggu oleh suara raungan motor korban, kawanan remaja tanggung menyerangnya hingga tewas.

Aksi kawanan geng motor yang banyak mengarah pada tindak kriminal telah banyak dikeluhkan warga. Balap liar dan penyerangan yang menimbulkan korban jiwa menjadi bagian dari aktifitas geng motor. Di Jakarta dan sekitarnya, menurut catatan Indonesian Police Watch (IPW) ada sekitar 80 titik lokasi ajang balap liar. Jumlah ini bertambah dari hanya 20-an lokasi di tahun 2009.

Akan tetapi keluhan warga seperti tidak mendapat tanggapan dari pihak kepolisian. Padahal jelas-jelas hal tersebut mengganggu ketentraman dan mengancam keselamatan warga, termasuk membahayakan para pelakunya. Catatan IPW memperlihatkan sejak 2009 hingga kini sudah terdapat 195 orang tewas di arena balap liar. “Tahun 2009 terdapat 68 orang tewas di arena balapan liar, baik akibat kecelakaan maupun pengeroyokan. Tahun 2010 ada 62 orang tewas dan 2011 terdapat 65 tewas,” tulis Ketua Presidium IPW Neta S Pane dalam rilisnya, Minggu (Kompas.com, 15/4).

Kawanan geng motor juga tidak jarang melakukan aksi penyerangan baik kepada anggota geng lain, ataupun kepada warga tak berdosa. Dalam serangan tersebut mereka tidak segan-segan membunuh korbannya. Masih menurut IPW, diperkirakan 60 orang tewas setiap tahun dalam aksi anarkisme yang dilakukan kawanan bermotor ini.

Yang memprihatinkan personil anggota geng motor ini banyak terdiri dari remaja. Bahkan kawanan geng motor yang berhasil ditangkap di Makassar pada 15 April lalu ada anggotanya yang baru berumur 11 tahun. Anggota geng motor juga tidak melulu anak lelaki. Remaja putri juga ikutan menjadi anggota geng atau bahkan membuat geng sendiri. Contohnya geng Nero yang pernah terkenal di Pati Jawa Tengah dan sebuah geng motor di Bali seluruh anggotanya adalah remaja putri. Mereka juga tidak sungkan untuk melakukan tindak kekerasan pada lawan-lawannya.